Friday, October 1, 2010

SEMAR GUGAT

Ismaya (Semar) dalam bentuk ksatria tampan, diambil dari http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1484156&page=76





Semar Gugat



Semar merasa sakit hati atas perlakuan Arjuna yang berani memegang dan mengelus-elus kuncungnya. Semar lalu meninggalkan Kerajaan Amarta, diikuti Bagong, menuju Pertapaan Wukiratawu guna mengadukan perlakuan Arjuna pada Begawan Abiyasa. Kakek Arjuna itu mencoba memintakan maaf, tetapi Semar belum puas dan pergi lagi mengembara entah kemana.



Hal ini amat mengkhawatirkan Begawan Abiyasa, karena pertapa itu tahu benar jika Semar meninggalkan Amarta, berarti kerajaan itu akan mendapat mara bahaya.



Semar ternyata pergi ke Jonggring Kalasa (Jong Giri Kelasa) untuk melampiaskan kekesalan hatinya. Selain itu ia juga menuntut agar dikembalikan pada ujud aslinya, yaitu tampan dan gagah. Sia-sia saja Batara Guru dan Batara Narada mencoba menyadarkan Semar, bahwa takdir Semar memang berwajah demikian. Karena Semar bersikeras, para dewa lalu membantunya mengubah ujud semar menjadi ksatria perkasa. Ia menamakan dirinya Bambang Dewalelana, sedangkan Bagong yang juga menjadi tampan, dinamakan Bambang Lengkara.



Mereka turun ke dunia, menaklukkan Prabu Setiwijaya, dan mengambil alih Kerajaan Pudaksategal. Prabu Dewalelana lalu memerintahkan Patih Dasapada mencuri Jamus Kalimasada, pusaka Amarta.



Dengan petunjuk Kresna, para Pandawa lalu datang ke Pudaksategal, mohon maaf pada Dewalelana, yang seketika itu berubah bentuk pada ujudnya semula sebagai Semar. Dengan senang hati Semar menyerahkan kembali Jamus Kalimasada pada Prabu Puntadewa.

Artikel ini diambil dari: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1484156&page=76