PRABU BALADEWA
Raden Kakrasana waktu jadi raja di Madura bergelar Prabu Baladewa. Ia naik tahta setelah menjadi menantu Prabu Salya, raja di Madraka. Ketika itulah ia mendapat gelar Prabu Baladewa, karena pada waktu kawin dihadiri oleh para dewa. Ia mendapat hadiah dari Betara Guru berupa senjata Algora dan diberi nama oleh dewa Kusumawalikita, Balarama, Basukiyana. Hyang Narada memberi nama Alayuda. Setelah menjadi raja ia memihak pada Kurawa dan memusuhi Pandawa, saudara misannya sendiri. Karena kesaktian Prabu Baladewa itu dipandang oleh Sri Kresna tidak akan tertandingi, maka menjelang perang Baratayudha, ia ditipu oleh Sri Kresna supaya bertapa di Grojogan Sewu.
Setelah Prabu Baladewa mendapat nasehat Sri Kresna, ia menuju tempat yang ditunjuk dan bertapa di Grojogan Sewu. Pada saat bertapa di air terjun, terlihat darah mengalir dan mengertilah ia bahwa perang Baratayudha telah terjadi. Setelah perang, Prabu Baladewa kembali Ke Hastinapura, dan mengetahui kekalahan Kurawa dan binasa di
Prabu Baladewa mempunyai senjata bernama Nanggala, kesaktiannya tak seorang pun yang mampu menahannnya sekalipun ia dewa.
BENTUK WAYANG
Prabu Baladewa bermata kedondongan, hidung dan muka serba lengkap, bermahkota jamang tiga susun dan garuda membelakang. Berpraba, bergelang, berpontoh, dan berkeroncong. Berkain katongan.
Prabu Baladewa berwanda; 1) Geger karangan Susuhunan Anyakrawati wafat Krapyak, 2) Kaget, 3) Sembada, 4) Paripeksa, 5) Rayung.
Sedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo.
Artikel dan gambar diambil dari http://wayangku.wordpress.com/2008/11/08/prabu-baladewa/