Monday, November 30, 2009
ENAM RIBU GURU IKUTI UPACARA HARI PGRI DI KENDAL
MOTIF CIREBON
MOTIF
Bentuk ukiran daun motif
BENTUK ANGKUP.
Motif
UKIRAN MOTIF JEPARA
MOTIF JEPARA
CIRI-CIRI UMUM DAN KHUSUS:
Bentuk –bentuk ukiran daun pada motif ini berbentuk segitiga dan miring. Pada setiap ujung daun biasanya terdapat bakal bunga ataupun buah dengan bentuk melingkar. Bentuk lingkaran ini tidak hanya tunggal, tetapi bentuknya lebih dari satu atau bertingakat. Lingkaran pada pangkal lebih besar, semakin ke ujung semakin mengecil.
BENTUK MOTIF :
1. DAUN POKOK.
Daun pokok motif ini mempunyai corak tersendiri, yaitu merelung-relung dan melingkar. Pada penghabisan relung tersebut terdapat daun yang menggerombol.
Bentuk ukiran daun pokok merelung-relung ini bila diiris berpenampang prisma segitiga.
2. BUNGA DAN BUAH.
Bunga dan buah pada motif Jepara ini berbentuk cembung (bulatan) seperti buah anggur atau buah wuni yang disusun berderet atau bergerombol. Bunga ini sering terdapat pada sudut pertemuan relung daun pokok atau terdapat pada ujung relung yang dikelilingi daun-daunnya,sedangkan bunganya mengikuti bentuk daunnya.
3. PECAHAN.
Pada pecahan ukiran daun motif ini terdapat 3 pecahan garis yang mengikuti arah bentuk daun, sehingga tampak seperti sinar.
4. KETERANGAN: Ukiran motif Jepara ini kebanyakan alas atau dasarnya dibuat tidak begitu dalam,bahkan sering dibuat dengan dasar (tembus), ukiran ini sering disebut ukiran krawangan atau ukiran dasar tembus. Ukiran motif Jepara ini sering dipakai untuk menghias barang-barang kerajinan.
Saturday, November 28, 2009
SENI UKIR KALIGRAFI KARYA EKO KIMIANTO
Seni ukir kaligrafi karya eko kimianto
1. Kaligrafi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kaligrafi, dari bahasa Yunani; καλλι "keindahan" + γραφος "menulis" ) Bahasa Jepang Nihongo 日本語) adalah seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Tulisan dalam bentuk kaligrafi biasanya tidak untuk dibaca dengan konsentrasi tinggi dalam waktu lama, karena sifatnya yang membuat mata cepat lelah. Karena itulah sangat sulit menemukan contoh kaligrafi sebagai tipografi buku-buku masa kini.
Meskipun kaligrafi dalam tulisan arab lebih dikenal, tetapi banyak pula penerapan aplikasi ke dalam tulisan latin.
Di dalam seni rupa Islam, tulisan arab seringkali dibuat kaligrafi. Biasanya isinya disadur ayat-ayat Al-Quran. Bentuknya bermacam-macam, tidak selalu pena diatas kertas, tetapi seringkali juga ditatahkan di atas logam atau kulit.
Salah satu bentuk penerapan kaligrafi Islam sebagai seni hias adalah di Istana Al Hamra, Spanyol.
2. Seni Ukir Kaligrafi
Seni ukir kaligrafi adalah perpaduan 2 jenis karya seni rupa yang berbentuk ragam hias. Ragam hias di sini maksudnya adalah satu bentuk keindahan untuk mengisi suatu bidang tertentu, baik yang berupa 2 dimensional maupun 3 dimensional. Perpaduan 2 jenis karya seni rupa tersebut adalah perpaduan antara seni ukir dengan seni kaligrafi. Seni ukir lebih kita kenal dengan adanya visualisasi bentuk stilasi. Stilasi merupakan cara mengubah dan menyederhanakan bentuk asli menjadi bentuk lain yang dikehendaki untuk mencapai tingkat keindahan tertentu. Keindahan ini bisa dituangkan pada media.kayu, logam, tanah liat maupun batu. Teknik yang digunakan biasanya berupa teknik pahat, apabila pada proses pembuatannya di tatahkan secara langsung pada media tersebut.
Seni ukir kaligrafi merupakan bentuk keindahan huruf yang dituangkan/divisualisasikan pada tempat tertentu ( bisa dari kayu, logam maupun bebatuan) dengan menggunakan teknik-teknik yang biasa dipakai untuk mengukir, seperti misalnya dengan teknik pahat. Langkah yang harus ditempuh adalah mendesain bentuk kaligrafinya terlebih dahulu misalnya pada sebuah kayu. Desain itu berupa gambar rancangan yang nantinya sebagai dasar kontur untuk diikuti alurnya dalam mengukir. Setelah desain gambar dapat diselesaikan, mulailah proses pembuatan bentuk ukirannya. Proses pengukiran pada media kayu, mulailah menggunakan tatah dengan penggunaan teknik yang benar. Penatahan pada ukir ini mengikuti bentuk desain awal, sehingga hasil akhirnya tidak melenceng terlalu jauh dengan tema yang telah direncanakan.
Perpaduan kaligrafi dengan ukir ini mempunyai arti bahwa keindahan seni tulis menulis dapat dituangkan pada bidang yang biasa digunakan untuk mengukir. Tidak hanya sekedar bidangnya saja, tetapi bentuk dan hasil karyanya juga harus dapat dikategorikan ke dalam seni ukir. Penerapan pada ukir haruslah menyeluruh, semua bentuk kaligrafi yang diciptakan haruslah masuk dalam kriteria ukir. Sehingga orang awampun dapat membedakan kaligrafi ukir dengan gambar/lukisan kaligrafi.
3.Seni Ukir Kaligrafi : Eko Kimianto
Karya seni ukir yang ditampilkan pada gambar di atas adalah hasil karya cipta Eko Kimianto. Tema tulisan yang dituangkan dalam bentuk ukiran tersebut adalah Bismillahirrohmanirrokhim. Judul tersebut untuk mempertegas setiap kaum muslim dalam memulai setiap tindakan haruslah mengucapkan Basmallah terlebih dahulu. Setiap tindakan yang akan kita lakukan haruslah mengatasnamakan Allah, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Segalanya. Untuk itulah dalam menciptakan karya ini mengandung maksud untuk mengingatkan kembali manusia kepada Khaliknya, yang telah menciptakan segala yang ada di alam semesta ini.
Seni ukir kaligrafi pada gambar di atas, terbuat dari bahan kayu jati yang berukuran kurang lebih 40 x 60 cm. Teknik yang diguanakan adalah teknik pahat. Teknik pahat adalah suatu teknik membuat ukiran dengan cara memahat bidang ukir (kayu, batu) dengan menggunakan tatah ukir. Tatah ukir yang digunakan disesuaikan dengan bentuk yang diinginkan dalam objek ukir kaligrafi tersebut.
Alat-alat ukir yang digunakan untuk membuat ukiran kaligrafi di atas adalah
- Pahat ukir
- Palu dari kayu (Ganden)
- Batu asah
- Sikat dari ijuk
- Pensil
- Meteran
- Jangka
- Kain perca (bekas)
Jumlah tatah/pahat ukir kayu yang diperlukan untuk mengukir adalah 36 batang, yang terdiri dari:
- Pahat kuku sebanyak 20 batang
- Pahat lurus sebanyak 10 batang
- Pahat setengah bulatan sebanyak 5 batang
- Pahat miring sebanyak 1 batang
(Untuk nomer 2. Seni ukir Kaligrafi dan nomer 3. Seni Ukir Kaligrafi: Eko Kimianto ditulis langsung oleh eko kimianto dalam artkimianto.blogspot.com).
Friday, November 27, 2009
Thursday, November 26, 2009
KERAMIK HASIL KARYA CIPTA YAMAN
KERAMIK HASIL KARYA CIPTA YAMAN
Yaman adalah seorang sahabat sekaligus seorang pengrajin keramik maupun gerabah. Banyak karya ciptanya yang telah dipasarkan dan laku terjual, walaupun hasil karya ciptanya tidak semonumental hasil karya seniman terkenal. Dia hanyalah seorang pengrajin yang tekun sekaligus serius dalam menekuni bidangnya. Jikalau tinjauannya jumlah karya yang telah diciptakan, dia tidak kalah dengan para seniman keramik yang terkenal. Dia selalu kreatif mencipta setiap hari, tanpa mengenal lelah ataupun hari libur. Setiap hari adalah berkarya cipta dan selalu menghasilkan karya keramik, tanpa banyak berfikir apakah nantinya karya tersebut menjadi karya “best of the best” ataukah tidak. Yang terpenting menghasilkan karya keramik yang dapat untuk mengulur waktu menambah penghasilan hidupnya.
Yaman adalah seorang sahabat yang sangat memahami apa arti sebuah persahabatan. Sahabat bukanlah di saat kita senang saja, tetapi sahabat akan datang di saat kita membutuhkan peranan sebagai seorang sahabat. Dia akan selalu ringan tangan dalam membantu sahabatnya di saat membutuhkan bantuan. Walaupun hanya sekedar seorang pengrajin keramik tetapi dia akan begitu mudahnya untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk kebutuhan sahabat yang dalam kesusahan. Rasa sosial persahabatannya begitu tinggi dan perlu dicontoh oleh setiap orang. Di saat seperti sekarang ini memang mulai jarang ditemukan seorang sahabat yang baik, setia kawan, arif dan sifat yang tidak emosional.
Bentuk tubuhnya memang luar biasa besar, berotot dan bertenaga. Setiap orang akan segan dan bahkan tidak akan berani apabila harus beradu fisik dengannya. Tetapi di balik bentuk tubuh yang berotot seperti “Arnold Scwarzeneger”ini, dia mempunyai tipikal yang santun, sopan, tidak meremehkan orang lain, dan tutur bahasanya lemah lembut tidak seperti bentuk tubuhnya yang menakutkan. Suaranya juga tidaklah keras, tapi cenderung dikendalikan berdasarkan siapa yang sedang diajak bicara. Berbicara dengan orang tua menggunakan bahasa yang baik dan sopan, dengan teman dan sahabatnya juga begitu, tetapi jika diperlukan dia bisa menggertak orang yang kurang ajar dengan nada tinggi.
Yaman memang sekarang telah tiada, tetapi banyak yang dapat dipetik dari sisi kehidupannya. Sebagai seorang sahabat dia telah dapat membuktikan kesetiakawanannya, dengan berbagai pengorbanan yang telah dia berikan. Sebagai seorang anak dia telah banyak berbakti dan menghormati kepada orangtuanya. Sebagai seorang suami, dia bertanggung jawab terhadap keluarganya (istrinya). Sebagai sorang pengrajin keramik dia telah membuktikan hasil karya ciptanya, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sosok kepribadiannya memang luar biasa bagusnya, berkembang di lingkungan anak-anak yang terbiasa dengan mabuk-mabukan, dia tidak tersentuh sama sekali dengan minuman keras. Di lingkungan orang-orang yang terbiasa merokok diapun tidak ikut merokok. Begitu juga beberapa kebiasaan penyakit masyarakat yang bersifat negatif, dia tidak terjerumus di dalamnya. Mengapa aku bisa mengatakan dan menulis hal seperti ini, karena aku adalah salah satu sahabat kentalnya dari masa anak-anak sampai dengan masa akhir hayatnya. Waktu hidupnya telah banyak dihabiskan bersamaku, terutama sebelum dia berkeluarga. Main bersama, bersepeda bersama, berkarya kami saling membantu dan bahkan dia yang lebih banyak mengeluarkan tenaganya untuk memberikan satu bentuk persahabatan yang mulia. Yach…memang takdir yang memisahkan persabatan kita.
Gambar-gambar karya kerajinannya di atas, memang sengaja aku tunjukkan untuk mengenang kembali persahatan yang tulus, yang telah lama berlalu. Wujud persahabatan yang takkan hilang di makan waktu, walaupun sahabat itu sendiri telah lama tiada, bentuk persahabatan yang abadi. Ternyata tidak terasa waktu telah lama berlalu, telah lebih dari 15 tahun dia telah tiada, tapi arti persahabatan itu takkan pernah hilang sampai saat ini. Seorang sahabat yang sulit ditemukan kembali seperti sosok kehidupannya. Teman biasa mudah kita cari, tetapi sahabat sejati takkan semudah kita temukan.
(Semua bentuk keramik di atas adalah pemberian dari sahabatku yang telah lama tiada: YAMAN).
MOTIF PEJAJARAN
Ciri-ciri umum
Ciri-ciri Khusus
Angkup
Motif Pejajaran ini mempunyai beberapa angkup yaitu:
a. angkup besar pada daun pokok
b. angkup tanggung pada daun sedang
c. angkup kecil pada daun trubusan kecil
Cula
Cula pada motif ini mempunyai bentuk tersendiri yaitu melengkung menghadap ke depan
Endong
Bentuk ukiran yang tumbuh berdampingan di belakang daun pokok dengan ikal yang terdapat pada penghabisan ukiran daun endong tersebar.
Simbar
Motif Pejajaran ini mempunyai simbar sebagai pemanis ukiran daun pokok dengan bentuk yang khas pula.
Benangan
Benangan pada ukiran daun pokok berbentuk timbul seperti tangkai yang terdapat di muka ukiran daun pokok, sedangkan benangan garis terdapat pada ukiran daun yang masih muda.
Pecahan
Pecahan garis berfungsi sebagai pemanis, menjalar pada daun pokok, dan pecahan cawen pada daun patran serta pecahan pada ukiran daun yang lain, terdapat pada motif ini.
MOTIF PEKALONGAN
Motif Pekalongan mempunyai bentuk ukiran daun campuran, yaitu pencampuran antara bentuk daun yang cembung dan bentuk yang cekung. Sebenarnya bentuk campuran dalam motif tradisional Jawa memang banyak ditemukan, baik dari motif Pekalongan maupun motif tradisional yang lainnya, memang beberapa ada yang konsekuen dengan kekhasan bentuknya sendiri.
Benangan
Benangan pada motif ini menyerupai benangan yang ada pada motif Pejajaran. Hanya pada beberapa bentuk kadang-kadang saja, benangan motif ini berbentuk daun.
Sunggar
Motif Pekalongan mempunyai Sunggar bersusun berbentuk cembung yang sama bentuknya dengan Angkup.
Pecahan
Pecahan garis terdapat pada daun pokok, sedangkan pecahan cawen terdapat pada daun yang cekung. Sehingga kelihatan sekali perbedaannya antara pecahan garis dengan pecahan cawen jika dilihat dari cekung cembungnya.
Wednesday, November 25, 2009
MOTIF YOGYAKARTA
Motif Yogyakarta ini terkenal dengan nama ukiran perak Yogya. Bentuk motif ini mengambil contoh dari unsur daun pakis. Ukiran daun pokok berelung-relung, lemah gemulai dengan bentuk daun cembung dan cekung yang tumbuh pada relung tersebut. Pada akhir relung ini sering tumbuh bunga yang mekar dengan indahnya. Bunga yang mekar ini memberikan simbol seorang gadis muda yang sedang mekar-mekarnya dan melambangkan pula masa awal perkembangan menuju suatu kemajuan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang haruslah punya cita-cita yang tinggi untuk meraih masa depan yang cerah.
MOTIF MADURA
Benangan terdapat pada bentuk ukiran daun pokok. Bentuk benangan tersebut tergolong benangan timbul. Bentuknya menuju ke arah ikal pada ujung daun tersebut.
Pecahan yang khas pada motif ini adalah pecahan garis. Pecahan garis mempunyai bentuk yang menyerupai dengan motif Jepara.
Keterangan:
Motif Madura ini banyak terdapat pada perahu, alat-alat untuk karapan sapi, hiasan bangunan rumah dan sebagainya. Bentuk motif ukiran ini kebanyakan berlapis-lapis (bersusun) sangat bagus, karena ukirannya kelihatan saling terpisah antara bentuk yang satu dengan yang lainnya. Bentuk ukiran yang bersusun ini tampak lebih hidup dan kelihatan sekali keindahannya yang khas, yang agak berbeda dengan motif tradisional yang lain.
MOTIF SURAKARTA
Bentuk ukiran daun motif Surakarta ini diambil dari relung daun pakis yang menjalar bebas berirama. Daun-daunnya berbentuk cembung dan cekung. Berarti dapat dimasukkan dalam kategori motif ukiran yang mempunyai bentuk stilasi daun campuran. Campuran maksudnya adalah stilasi daun yang ada di motif Surakarta merupakan hasil perpaduan antara bentuk cekung dan cembung. Corak motif Surakarta seolah-olah menggambarkan watak dan kepribadian sipenciptanya, di samping pengaruh yang ada di sekitarnya. Hal ini terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta yang terkenal halus dan lemah gemulai, sehingga ukiran daun pada motif ini pun kelihatan indah harmonis beserta simbol-simbol budaya yang menyertainya.